Posts

Showing posts from January, 2015

Agitasi dan Propaganda

Oleh Duncan Hallas Seorang perintis Sosialis di Rusia, Plekhanov, menunjukkan sebuah konsekuensi yang penting dari pembedaan ini. “Seorang propagandis menyajikan banyak gagasan ke satu atau sedikit orang; seorang agitator menyajikan hanya satu atau sedikit gagasan, tetapi menyajikannya ke sejumlah besar orang (a mass of people)”. Seperti semua generalisasi yang seperti itu, pernyataan di atas jangan dipahami secara sangat harfiah. Propaganda, dalam keadaan yang menguntungkan, bisa meraih ribuan atau puluhan ribu orang. Dan ‘sejumlah besar orang’ yang dicapai oleh agitasi jumlahnya sangat tidak tetap. Sekalipun demikian, inti dari pernyataan Plekhanov itu memiliki landasan yang kuat (sound). Banyak gagasan ke sedikit orang Lenin, dalam "What is to be done", mengembangkan gagasan ini: "Seorang propagandis yang, katakanlah, berurusan dengan persoalan pengangguran, mesti menjelaskan watak kapitalistis dari krisis, sebab dari tak terhindarkannya krisis dalam masyarakat moder

Teori Alienasi Sosialis

Oleh Ernest Mandel Tidak dapat diragukan anda telah mendengar teori alienasi Sosialis. Kemunculan regularisasi dan jeneralisasi produksi komoditas berhubungan secara langsung dengan karakter yang meluas dari fenomena alienasi tersebut Kita tidak dapat bergulat dengan aspek pertanyaan tersebut tetapi adalah sangat penting untuk memberikan perhatian untuknya, karena sejarah perdagangan meliputi lebih dari era kapitalis. Hal tersebut juga termasuk produksi komoditas skala kecil, yang akan kita diskusikan nanti. Juga terdapat sebuah masyarakat paska kapitalis yang berdasarkan atas komoditas, masyarakat transisional antara kapitalisme dan sosialisme, seperti masyarakat Soviet hari ini, karena Soviet masih bergantung dalam tingkatan yang besar pada pondasi produksi nilai tukar. Saat kita sudah memahami karakteristik pokok tertentu dari masyarkat berdasarkan komoditas, kita dapat dengan siap melihat kenapa tidak mungkin untuk menaklukan fenomena tertentu dari alienasi dalam periode transisi

Teori Ekonomi Sosialis - Komoditi, Nilai Guna dan Nilai Tukar

Oleh Ernest Mandel Kita sekarang telah mengembangkan beberapa definisi dasar yang akan digunakan sepanjang penjelasan selanjutnya. Beberapa yang lainnya harus ditambahkan pada poin tersebut. Setiap produk dari kerja manusia normalnya memiliki kegunaan, dia harus bisa memuaskan kebutuhan manusia. Kita oleh karena itu dapat mengatakan bahwa setiap produk kerja manusia memiliki nilai guna. Istilah “nilai guna” akan, bagaimanapun juga, digunakan dalam dua makna yang berbeda. Kita akan berbicara nilai guna sebuah komoditas; kita juga akan berbicara tentang nilai guna, saat kita merujuk, sebagai contoh, pada sebuah masyarakat dimana hanya nilai guna yang dihasilkan, itu untuk mengatakan, dimana produk diciptakan untuk konsumsi langsung baik oleh produsen itu sendiri atau oleh klas berkuasa yang mengambil alihnya. Bersama dengan nilai guna tersebut, sebuah produk kerja manusia dapat juga memiliki nilai yang lain, sebuah nilai tukar. Hal tersebut dapat dihasilkan untuk pertukaran di pasar, de

Teori Ekonomi Sosialis - Produk Surplus Sosial

Oleh Ernest Mandel Selama produktivitas kerja tetap pada tingkat dimana satu orang hanya dapat menghasilkan cukup untuk kebutuhan hidupnya sendiri, pembagian sosial tidak terjadi dan diferensiasi sosial apapun didalam masyarakat adalah tidak mungkin. Dibawah kondisi tersebut, semua orang adalah produsen dan mereka semua ada pada tingkat ekonomi yang sama. Setiap peningkatan dalam produktivitas kerja melewati titik rendah tersebut membuat surplus kecil menjadi mungkin, dan seketika terdapat surplus produk, seketika dua tangan manusia dapat memproduksi lebih dari yang dia butuhkan untuk kebutuhan hidupnya sendiri, kemudian kondisi telah dibentuk untuk sebuah perjuangan bagaimana surplus tersebut akan dibagikan. Sejak saat ini, pengeluarkan total kelompok sosial tidak lagi terdiri hanya dari kerja kebutuhan untuk keberlangsungan hidup produsennya. Beberapa dari hasil kerja tersebut sekarang dapat digunakan untuk melepaskan sebuah seksi masyarakat dari kewajiban untuk berkerja demi

Revolusi Sosialis dan Perjuangan Untuk Demokrasi

Oleh V.I.L. Revolusi Sosialis bukanlah sesuatu tindakan tunggal, bukanlah suatu pertempuran tunggal dalam satu barisan yang tunggal, namun adalah keseluruhan jaman konflik-konflik klas yang semakin intensif, sebuah rangkaian panjang pertempuran di seluruh front, iaitu pertempuran seputar semua masalah ekonomi, sosial dan politik, yang dapat memuncak hanya dalam pengambilalihan hak-milik kaum borjuasi. Akan menjadi kesalahan pokok untuk menganggap bahawa perjuangan untuk demokrasi dapat membelokkan proletariat dari revolusi sosialis, atau menghalang-halangi, atau mengaburkannya, dsb. Sebaliknya, seperti halnya sosialisme tidak dapat menang kecuali kalau sosialisme memajukan demokrasi seutuhnya, maka proletariat tidak akan mampu menyiapkan kemenangan terhadap borjuasi kecuali kalau proletariat melancarkan perjuangan yang luas, konsisten dan revolusioner untuk demokrasi. Akan juga menjadi kesalahan untuk menghilangkan poin apapun dari program demokratik, sebagai contoh, poin hak pene

Reformasi Hak Asasi Terabai Di Malaysia

Image
Pemerhati Hak Asasi Kemanusiaan (HRW) Perdana Menteri Najib Razak memungkiri janji beliau untuk memansuhkan undang-undang hasutan Malaysia dan turut memerhati tangkapan beramai-ramai ahli politik pembangkang serta aktivis sosial, kata Human Rights Watch hari ini dalam Laporan Dunia 2015 (World Report 2015). Pihak berkuasa meneruskan pendakwaan yang bermotifkan politik terhadap ahli parlimen dari parti pembangkang, Anwar Ibrahim atas tuduhan liwat. “Penukaran haluan yang memalukan oleh Perdana Menteri Najib terhadap janji beliau untuk menghentikan hasutan menunjukkan kerelaan beliau untuk mendahulukan politik sebelum hak asasi manusia,” kata Phil Robertson , Timbalan Pengarah Asia, Human Rights Watch. “Situasi hak asasi manusia di Malaysia sedang menjunam kerana kerajaan jelasnya percaya bahawa kelangsungan pemerintahan mereka bergantung kepada kengkangan terhadap kebebasan bersuara, ancaman terhadap kumpulan-kumpulan pembangkang, dan sasaran terhadap golongan yang terkemuka serta b

Pilihanraya Kerajaan Tempatan. Kenapa ianya begitu penting?

Image
Baru-baru ini Presiden PAS Haji Hadi Awang telah menyuarakan pendapatnya mengenai pilihanraya kerajaan tempatan dan mengapa PAS enggan menyokong saranan PKR, DAP, PSM, PRM, Bersih 2.0 dan masyarakat pada keseluruhannya agar PAS turut menyokong usul tersebut. Alasan pemimpin PAS itu adalah, pilihanraya kerajaan tempatan akan menyebabkan Peristiwa 13 Mei itu tercetus semula. Sebabnya adalah, pilihanraya kerajaan tempatan ini akan menyebabkan masyarakat Melayu dipencilkan sama sekali kerana diperingkat perbandaran dan bandaraya hanya terdiri daripada masyarakat bukan Melayu. Apakah pemimpin PAS itu telah lupa bahawa politik jijiklah yang menyebabkan masyarakat berbilang kaum di negara kita ini berpecahbelah. Kalaulah sesuatu pilihanraya adalah penyebab berpecahnya perpaduan kaum ataupun sesuatu kaum dianaktirikan, maka boleh dikatakan, pilihanraya parlimen dan dewan undangan negeri turut mempunyai elemen-elemen sedemikian, kerana pembahagian kerusi-kerusi parlimen dan dewan undanga

Agama, di antara kepercayaan dan kemurniaan mental. Kerpecayaan membabi buta penyebab ekstremis merebak

Image
Semua agama di sekeliling kita boleh didefinasikan kepada dua kategori, iaitu agama yang diamalkan dengan hanya berdasarkan kepercayaan manakala satu lagi adalah agama yang diamalkan berpandukan kepada kemurniaan dan kesedaran mental seseorang penganut atau pengamal. Mereka yang menganuti sesuatu agama dengan hanya berpandukan kepada kepercayaan semata-mata dan bukannya melalui kemurniaan mental, berpendapat bahawa mereka dapat memperoleh kemurniaan dengan cara yang sedemikian. Para penganut yang hanya berpandukan kepada kepercayaan sering menegaskan bahawa kemurniaan seseorang tidak akan dapat dicapai dengan hanya bergantung kepada pembaikan moral dan kesempurnaan. Akan tetapi, kami berpendapat bahawa pergantungan penganut kepada hanya kepercayaan adalah kurang tepat di dalam aspek pengamalan, sebaliknya kemurniaan di dalam pemikiran dan kebijaksanaan kitalah yang dapat membendung gejala fahaman dan kepercayaan kurang tepat ataupun sesat. Bagi memahami apa itu kebenaran, ke

Is it worth supporting Palestine?

Image
By WH Cheng When we starting asking, is it worth supporting the Palestinian course, we are very certain that most of you would be dumb for a moment and later on began asking on the motive of this question. Some of you would definitely retaliate by saying that such initiatives are humanitarian and no one should question nor against it. Some of you might also publicly condemn those who oppose or question the support for Palestine. And even the majority of our Bumiputra youths today are obsessed with the Palestinian course which can be traced back during the era of former premier Tun Dr Mahathir Mohamad who believes Malaysia should express its views on the plight of the Palestinians “without fear or favour”. In fact, our government was very supportive of former Palestinian Liberation Organisation (PLO) chairman Yasser Arafat and his vision for a Palestinian state. Little known to many of us, despite decades of financial support and other monetary allocations to the Palestinian humanit

Moderate Malaysia has so many fatwas there’s a website to keep track of them

Image
By Patrick Winn All Muslims know pork, booze and premarital canoodling violates Islamic teachings. But in Malaysia, home to a rising tide of fundamentalist Islam, senior clerics are warning against more insidious dangers to the faith. Such as death metal. And puppies. And Valentine’s Day. Malaysia is a bastion of Islam in tropical Southeast Asia. It’s also a nation of mall-goers and Instagram addicts. Many in Malaysia see themselves as both devout and cosmopolitan. Their ethos extols mosques and skyscrapers alike. But as Malaysia modernizes, its state-backed religious authorities are embarking on a spree of fatwas. Each is a decree based on interpretations of the Quran. The fatwas are typically seen as guidelines but police can potentially enforce them under Malaysia’s Sharia laws. These days, the fatwas keep piling up. Malaysia’s conservative Muslims appear panicked by the corrosive influence of Western modernity. There’s even an “e-fatwa” site to help the nation keep track of the